Perkembangan Akuntansi Syariah
Dalam perkembangannya ilmu ekonomi dimulai dengan paham Yahudi yaitu mengembangkan bentuk manipulasi atau rekayasa dengan orientasi kebahagiaan dunia dengan penuh materi atau lebih kepada sifat 'Kapitalisme'. Akan tetapi, dalam agama Islam yang berjalan sesuai dengan aturan yang ada dalam Al-Quran dan Hadist memilii peraturan sendiri khususnya dalam hal ilmu ekonomi. Adanya laporan laba rugi contohnya ternyata hanya bertujuan semata-mata untuk pengelolaan kemakmuran para pemodal dan hal tersebut dianggap 'munkar'. Oleh sebab itu, perlu adanya bentuk pendekatan dengan prinsip akuntansi syariah.
Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu bentuk dari seni pencatatan, penghitungan dan mempermudah pembacaan laporan keuangan. Dalam akuntansi konvensional dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Akuntansi Finansial dan Akuntansi Manajemen. Sedangkan, dalam akuntansi syariah, teori dan praktiknya seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi. Akuntansi syariah merupakan bentuk perbaikan dari akuntansi konvensional itu sendiri dimana dari aktivitas ekonomi tersebut penuh dengan rasa adil dan kemakmuran bagi seluruh umat. Akuntansi syariah tidak berbasis terhadap paham kapitalisme ataupun paham sosialisme.
Menurut Barbara (2008), akuntansi syariah memiliki prinsip yaitu :
- Fungsi utama uang adalah alat tukar bukan komoditi yang diperdagangkan
- Tidak menggunakan konsep time value of money, tetapi menggunakan economic value of money
- Melarang bentuk riba (termasuk bunga Bank - sesuai dengan Jumhur Ulama)
- Melarang semua bentuk usaha yang mengandung spekulasi dan judi
- Harus produktif dan tidak pada bergantung satu orang saja
- Bekerja yang bernilai ibadah
- Memiliki prinsip keadilan dan transparasi dalam aktivitas ekonominya
- Kewajiban tertib administrasi dalam pertanggungjawaban dunia akhirat dan menghindari terjadinya fitnah
- Zakat, infaq, dan Shadaqah sebagai instrumen pemerataan kesejahteraan umat
Tabel 1
Laporan Kuangan Islam/
Syariah
Neraca Akuntansi Islam
|
Laporan
Keuangan
Pokok
|
Laporan Arus Kas
|
Aktiva
:
Kekayaan/Aktiva
Passiva
:
-
Sumber dana
waktu
terbatas
-
Sumber dana
waktu
tidak
terbatas
-
Akumulasi
margin
keberlanjutan
usaha
|
1.
Neraca
2.
Laporan Kinerja
3.
Laporan Arus Kas
4.
Laporan pengelolaan
SDM
–cerminan
keadilan,
kewajaran,
dan
pemberdayaan
karyawan
5.
Laporan sumber dan
penggunaan
dana
Zakat,
Infaq, dan
Shodaqoh
(ZIS)
6.
Catatan atas Laporan
keuangan
|
Komponen
Laporan
Arus
Kas Meliputi:
-
Arus kas Operasi
-
Arus kas Investasi
-
Arus kas Pendanaan
-
Arus kas Bagi Hasil
-
Arus kas Zakat,
Infaq, dan Shodaqoh
|
Tabel 2
Kesetaraan Kegiatan Usaha
Bank Syariah lainnya
Lembaga
Keuangan non-
Bank
|
Bank Syariah
|
>
Leasing
>
Anjak piutang
>
Consumer financing
>
Modal ventura
>
Pegadaian
> Penjaminan/ Asuransi
|
=>
Ijarah
=>
Hawalah/ hiwalah
=>
Murabahah
=>
Musyarakah
=>
Rahn
=> Kafalah
|
Tabel 3
Komparasi Akuntansi
|
Bank Konvensional
|
Bank Syariah
|
PSAK
|
PSAK
31 – Akt. Perbankan
|
·
PSAK 39 – Akt. Perbankan Syariah
·
PSAK 101 – dst. (PSAK Syariah)
|
Laporan
Keuangan
|
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Laporan arus kas
4.
Laporan perubahan
ekuitas
5.
Catatan atas lap.
keuangan
|
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Laporan arus kas
4.
Laporan perubahan ekuitas
5.
Catatan atas lap. keuangan
6.
Laporan perubahan dana
investasi
terikat
7.
Laporan sumber dan
penggunaan
zakat
8.
Laporan sumber dan
penggunaan dana kebijakan
|
Akuntansi syariah akan semakin kondusif berkembang ketika pada wilayah atau negara yang mempraktikkan paham syariah Islam secara penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar