Minggu, 08 Januari 2012

"Anak Tidak Pernah Salah"


           Biasanya setelah subuh, di televisi banyak banget ceramah agama. Oohh..saya jadi teringat ceramah yang sangat saya senangi di salah satu channel televisi swasta, yaituu "Jamaaaaahhhh...Alhamdulillaaahhhh", tentu hal yang seperti itu sudah bukan hal yang asing lagi di telinga kita. Yaa..itu adalah celotehan yang biasa Ustad Maulana lakukan setiap commercial break. Tiba-tiba saya tertegun ketika ada tulisan bahwa "Anak Tidak Pernah Salah" yang ada dalam pikiran saya, waahh..menarik nihh...

Ustad Maulana berkata :
Anak dilahirkan dalam keadaan yang "Fitrah", atau biasa kita bilang "Suci", dia tidak mengetahui dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada anak yang bodoh, karena apa yang dia lihat, apa yang dia dengar disekelilingnya itulah yang akan dia ikuti. Anak bagaikan kertas putih dan penanya adalah kita (orang tua). Dan apa yang sudah tertulis itu yang akan dipertanggungjawabkan. Jadi, hati-hati kalau tulisannya jelak. Anak itu salah karena tidak tahu apa-apa dan tugas kitalah yang harus menuntunnya. Orang tua kita anggap benda dan bayangan kita anggap adalah anak, jangan harap bayangan kita akan lurus kalau bendanya sendiri saja masih bengkok. Anak berusia 0-7 tahun kita mulai mengajari dan mengenalkan anak kita dengan Allah. Membuat anak supaya takut dengan Allah sering-sering bawalah ke kuburan beri tahu akan siksa kubur, membuat anak agar tidak pernah minta uang sering-sering bawa ke Panti Asuhan, ingin membuat anak supaya mau menjaga kesehatannya bawa ke Rumah Sakit. Anak mulai berusia 10 tahun kita mulai menegur dengan cara yang baik bukan dengan cara yang kasar. Memukulpun tidak boleh terlalu keras, jangan pukul atas dan jangan pukul depan, dan ketika anak mulai menginjak masa remaja dan dewasa tugas kita adalah menuntunnya. Jangan sekali-sekali kita mengajarkan anak akan kebohongan dan iming-imingan, anak harus dijaga tumbuhkembangnya (jasmani) dan kerohaniannya dengan baik. Kekuatan terbesar anak adalah "KEINGINTAHUAN" dan kita sebagai orang tua jawablah dengan jawaban yang baik. 
             Jangan pernah memaksakan anak sesuai dengan kemauan kita, tugas kita hanya menuntunnya dan menegurnya kalau dia mulai salah langkah. Kenapa? Karena kelak yang akan menjalani hidupnya adalah anak kita sendiri. Bisa saja kemauan anak dengan kemauan kita berbeda, cukup kita tahu apa bakatnya dan kita mengarahkannya, apabila ada yang berubah dari diri anak tersebut cari tahu apa penyebabnya berikan solusi terbaik. Makanya wahai para orang tua sekalian kalau berantem jangan di depan anak, menjelek-jelekkan pasangan kalian juga jangan di depan anak. Juga di dunia ini tidak ada anak haram dan berdosa, melainkan perbuatannya orang tuanyalah yang patut dipertanyakan. Anak berdosa karena ketidaktahuannya, jangan salahkan anak, tapi pikirkan perilaku kita terhadap anak kita. 
            Oleh sebab itu, jadikanlah anak sebagai nikmat bukan sebagai penyiksa serta jadikanlah anak sebagai sesuatu yang menyenangkan kita tidak hanya di dunia tapi juga akhirat.

            Dulu juga, ketika saya mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kerohanian Islam di kampus. Ada ustad yang mengatakan bahwa, "Sifat anak merupakan cerminan dari sifat kedua orangtuanya, kalau orangtuanya sifatnya baik tentu anak tersebut akan memiliki sifat baik yang mungkin lebih dari kedua orangtuanya, begitu juga sebaliknya orangtuanya memiliki sifat yang buruk tentu anaknya pun akan lebih buruk".

            Dapat saya simpulkan, bahwa menjadi orang tua sangat tidak mudah. Banyak sekali hal yang sangat vital yang harus kita ajarkan terhadap anak kita. Hmmm...ngomong-ngomong saya kan belum punya anak, menikah saja belum. Tapi nggak apa-apa deh "Calon Ibu", lumayan ada hikmah yang banyak di dalamnya. 
           Pilihan ada di tangan kita, apa yang akan kita ajarkan esok terhadap anak kita. Mulai saat ini harus pintar-pintar menjaga sikap dan sifat..... u_u 

Tidak ada komentar: