PERNAHKAH - Anda mempunyai teman, kerabat atau entah
siapa saja yang punya pengalaman seperti ini? Berkali kali melamar kerja,
tetapi gagal saat wawancara. Seperti pengalaman Asti sebut saja begitu yang
bolak balik mengadu nasib untuk mencari pekerjaan baru, tetapi sekian kali
gagal mendapatkannya. Sialnya, dia tidak berhasil lolos setelah mengikuti
tahapan wawancara. Asti sempat putus asa dan malas untuk melayangkan lamaran
lagi. Tetapi seorang teman menghiburnya, “Kamu masih beruntung karena untuk
dipanggil, dites, kemudian diwawancara itu merupakan separuh bahkan tiga perempat
keberhasilan. Banyak orang yang dipanggil saja tidak, apalagi sampai
diwawancara.”
Rupanya
kata kata itu betul-betul memberikan semangat baru buat Asti. Sambil terus
bekerja dengan status kontrak di tempatnya sekarang, Asti tetap mencoba mencari
peluang kerja yang lebih baik. Meski begitu, setiap kali melamar, wawancara
beberapa kali yang gagal itu tetap membayang. “Biasanya orang tambah banyak
pengalaman, makin percaya diri. Tetapi saya, makin sering diwawancara, makin
pesimis, karena di sini saya selalu gagal,” ujar Asti.
Pengalaman
seperti itu sebenarnya jamak dialami orang. Tak cuma di Indonesia, tetapi
universal dialami oleh para pelamar kerja di mana-mana di dunia, yang
menggunakan sistem seleksi obyektif, bukan sistem koneksi.
Wawancara
sebenarnya hanya merupakan bagian dari sekian proses yang harus dilalui.
Seleksi pertama biasanya sudah berlangsung saat lamaran diterima perusahaan.
Kualifikasi, termasuk pendidikan, pengalaman, dan lainnya menjadi pertimbangan
sebuah perusahaan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan proses lamaran.
Betapa pentingnya wawancara,
terbukti dari contoh kasus Asti di atas. Sepandai apa pun Anda, dengan
pengalaman yang Anda miliki, tetap saja tak menjamin Anda bisa diterima di
tempat kerja baru yang Anda inginkan. Tak ada rumus yang bisa digunakan dalam
wawancara, selain berusaha meyakinkan orang yang mewawancarai bahwa Anda memang
mampu, cocok, dan merupakan orang yang tepat untuk mengisi lowongan yang sedang
dicari.Sumber : http://sarikata.com/2004/08/09/yang-perlu-dicermati-dalam-wawancara-kerja.html
Dari
kasus Asti di atas menurut saya memang sering kali ditemui, berbagai macam tes kerja
telah dilalui, tetapi ketika wawancara justru tidak dapat dilewati. Sebelumnya,
kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
para pelamar banyak yang gagal ketika sedang interview (wawancara). Banyak dari
kita tentu pernah mengalami rasa “nervous” atau dalam bahasa kita menyebutnya
yaitu “grogi”, perasaan yang seperti itu memang sudah biasa. Akan tetapi,
apabila kita terus membawa perasaan grogi tersebut tentu akan membawa dampak
tersendiri bagi kita. Nervous, secara tidak kita sadari dapat mempengaruhi
bahasa tubuh kita, padahal setiap wawancara tidak mungkin si pewawancara tidak
membaca bahasa tubuh kita. Dari bahasa tubuh kita sudah memiliki penilaian
tersendiri bagi si pewawancara. Selain itu, dari rasa nervous tersebut juga
dapat mempengaruhi daya tangkap kita atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
si pewawancara.
Dari sebuah buku
berjudul Sukses Mendapatkan Pekerjaan", karya Anna T. Yuniarti,
S.Psi. Dijelaskan bahwa
biasanya pertanyaan-pertanyaan pewawancara terbagi atas 12 bidang.
Semua pertanyaan pertanyaan tersebut ditujukan untuk menggali aspek
motivasi, aspek ketahanan terhadap tekanan/stres, aspek inisiatif, dan sikap
kerja, kepercayaan diri . Kemudian untuk menggali berbagai aspek
kemampuan memecahkan masalah, kemampuan membuat keputusan, dan kemampuan dalam keberhasilan.
Selanjutnya untuk mengetahui aspek aspirasi diri, kelemahan pencari kerja,
kemampuan sosialisasi terhadap lingkungan, aspek kemandirian dan terakhir aspek
kepemimpinan.
Berikut
ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum tiba waktu untuk diwawancarai,
yaitu :
1.
Siapkan mental, tentu harus dipersiapkan
terlebih dahulu dibandingkan yang lain.
2.
Setidaknya kita mengetahui hal-hal yang baru
tentang perusahaan yang akan mewawancarai kita.
3.
Kita juga paham atas jenis pekerjaan yang sudah
kita pilih sebelumnya.
4.
Berlatih menjawab dan berbicara di depan kaca,
layaknya kita benar-benar diwawancarai.
5.
Menyiapkan segala sesuatunya 2 hari atau 1 hari
sebelum wawancara seperti halnya penampilan.
6.
Jaga kondisi badan untuk tetap segar dan fit
sampai waktu wawancara tiba.
7.
Usahakan datang 1 jam atau setengah jam lebih awal
sebelum dimulainya proses wawancara.
8.
Jangan tidur terlalu malam, agar esok ketika
wawancara tidak terburu-buru.
Selain itu ada hal-hal yang harus
diperhatikan ketika akan diwawancara :
Menurut Ardi
Yanto dalam blognya yang berjudul “Hal-Hal Yang Perlu Dipersiapkan Saat
Wawancara” menyarankan :
1. Lakukan kontak mata
ketika sedang diwawancara
Saat diwawancara, jangan menunduk. tatap langsung mata pewawancara setiap kali anda ingin memberikan jawaban. Dengan melakukan hal ini, anda akan dianggap sebagai seseorang yang percaya diri dan fokus pada tujuan.
Saat diwawancara, jangan menunduk. tatap langsung mata pewawancara setiap kali anda ingin memberikan jawaban. Dengan melakukan hal ini, anda akan dianggap sebagai seseorang yang percaya diri dan fokus pada tujuan.
2. Tunjukkan minat dan
antusiasme anda terhadap perusahaan
3. Berpakaian secara
profesional
Arti kata ’profesional’ di sini bisa berarti banyak hal, terutama di masa sekarang ini.
Seandainya anda bingung, gunakan saja setelan putih hitam seperti yang biasa dipakai
orang yang melamar pekerjaan. Yang palilng penting adalah tampil rapi dan sopan. Percaya atau tidak, kesan pertama itu penting.
Arti kata ’profesional’ di sini bisa berarti banyak hal, terutama di masa sekarang ini.
Seandainya anda bingung, gunakan saja setelan putih hitam seperti yang biasa dipakai
orang yang melamar pekerjaan. Yang palilng penting adalah tampil rapi dan sopan. Percaya atau tidak, kesan pertama itu penting.
4. Jawab pertanyaan
dalam waktu 60 detik
Anda mungkin tidak ingin terlihat sebagai seseorang yang pasif, namun omongan yang terlalu panjang akan membuat pewawancara bosan dan mencoret anda dari daftar calon favoritnya. Jelas, tegas, dan tepat pada sasaran adalah tujuan yang harus diutamakan.
Anda mungkin tidak ingin terlihat sebagai seseorang yang pasif, namun omongan yang terlalu panjang akan membuat pewawancara bosan dan mencoret anda dari daftar calon favoritnya. Jelas, tegas, dan tepat pada sasaran adalah tujuan yang harus diutamakan.
5. Dengar dan jawab
pertanyaan secara langsung
Seandainya anda merasa ada hal yang tidak jelas, tanyakan langsung untuk klarifikasi.
Hal ini juga berguna untuk menghindari kesalahpahaman di masa mendatang.
Seandainya anda merasa ada hal yang tidak jelas, tanyakan langsung untuk klarifikasi.
Hal ini juga berguna untuk menghindari kesalahpahaman di masa mendatang.
6. Jelaskan prestasi
yang pernah anda buat
Jangan pernah sungkan untuk menjelaskan proyek apa saja yang pernah anda kerjakan di perusahaan sebelumnya. Persiapan diri untuk melakukan penjelasan akan mempengaruhi bagaimana performa anda di pekerjaan yang anda incar tersebut.
Jangan pernah sungkan untuk menjelaskan proyek apa saja yang pernah anda kerjakan di perusahaan sebelumnya. Persiapan diri untuk melakukan penjelasan akan mempengaruhi bagaimana performa anda di pekerjaan yang anda incar tersebut.
7.
Bertanya
Yang dimaksud bertanya di sini bukanlah pertanyaan-pertanyaan klise. Pertanyaan-pertanyaan yang kritis dan tajam akan menunjukkan bahwa anda adalah orang yang proaktif (dan memberikan kesan bahwa anda adalah orang yang tepat dan mempunyai visi untuk memajukan perusahaan).
Yang dimaksud bertanya di sini bukanlah pertanyaan-pertanyaan klise. Pertanyaan-pertanyaan yang kritis dan tajam akan menunjukkan bahwa anda adalah orang yang proaktif (dan memberikan kesan bahwa anda adalah orang yang tepat dan mempunyai visi untuk memajukan perusahaan).
Selain
itu, jangan lupa untuk tetap tersenyum ketika sedang diwawancarai serta luwes
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Semoga bermanfaat!!!...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar